Category Archives: Management Produksi

Produksi merupakan dapurnya perusahaan. Tumbuh kembangnya perusahaan adalah dilihat dari produk yang dihasilkan. Untuk itu management produksi mempelajari tentang pengaturan dapur agar tetap produksi.

Model Persediaan EOQ (Economic Order Quantity)

Model ini adalah model persediaan yang sudah tua, sehingga perlu beberapa asumsi untuk penerapannya:

Continue reading

Penggolongan biaya dalam Persediaan

Unsur-unsur biaya yang dapat digolongkan di dalam persediaan adalah sebagai berikut:

Continue reading

Klasifikasi ABC dalam Inventory (Persediaan)

Klasifikasi ABC adalah salah satu cara pengendalian persediaan dengan menggunakan analisis nilai persediaan. Klasifikasi ABC ini merupakan aplikasi persediaan yang menggunakan prinsip Pareto dimana intinya adalah fokus pengendalian persediaan pada item (jenis) persediaan yang bernilai tinggi (critical) dari pada yang bernilai rendah (trivial).

Continue reading

4 jenis kelompok persediaan

Persediaan dapat dikelompokkan ke dalam 4 jenis, sebagai berikut: Continue reading

Analisa Break Event Point

Analisis Break Even adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui break even ini diharapkan pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi ataupun tidak untung.

Analisis ini memerlukan estimasi mengenai biaya tetap, biaya variabel, dan penjualan. Contoh dari biaya tetap adalah biaya depresiasi, pajak bumi dan bangunan, bunga kredit, dan gaji pimpinan, sedangkan contoh dari biaya variabel adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya material, biaya utiliti. Dan untuk pendapatan diasumsikan berbentuk linier dimana besarnya bertambah sesuai dengan pertambahan volume penjualan.

Rumus Break Event Point (BEP) untuk single product adalah:

BEP(unit/x) = FC / (S – VC)

atau

BEP(rupiah) = FC / (1 – (VC/S))

Dimana :
FC = fixed cost (biaya tetap), VC = variable cost (biaya variabel), S = sales (penjualan).

Rumus BEP untuk multiple product adalah:

BEP(rupiah) = FC / (1 – (TVC/TR))

Dimana :

TVC = total variable cost (total biaya variabel), TR = total revenue (total pendapatan).

Tata letak industri manufaktur

Secara umum ada 3 jenis tata letak dalam industri manufaktur, yaitu: Continue reading

Metode pemilihan lokasi

Beberapa metode pemilihan dan penilaian lokasi yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

Factor rating

Factor rating adalah suatu pendekatan umum yang berguna untuk mengevaluasi dan membandingkan berbagai alternatif lokasi.

Prosedur penyusunan factor rating adalah sebagai berikut:

  • Tentukan faktor-faktor yang relevan dan ikut sertakan dalam analisis meskipun mempunyai nilai sama untuk berbagai alternatif
  • Berikan bobot pada setiap faktor yang menunjukkan tingkat kepentingan terhadap faktir lainnya.
  • Tentukan skala penilaian terhadap semua faktor.
  • Berikan nilai pada setiap alternatif lokasi.
  • Kalikan bobot dengan nilai untuk setiap faktor, dan jumlahkan untuk setiap alternatif lokasi.
  • Pilihlah lokasi dengan total nilai tertimbang yang terbesar.

Nilai Ideal

Metode analisis nilai ideal ini serupa dengan metode factor rating. Bedanya hanya bobot menunjukkan nilai ideal untuk setiap faktor. Cara ini lebih sederhana, karena nilai maksimum setiap faktor sama dengan nilai idealnya.

Nilai Ekonomi

Metode Analisis Ekonomi menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama untuk mendapatkan penilaian yang lebih lengkap.
Penilaian kuantitatif dilakukan dengan cara membandingkan total biaya operasi dari masing-masingalternatif lokasi, sedangkan penilaian kualitatif dilakukan dengan membandingkan faktor-faktor lain yang tidak dapat diukur dengan rupiah dan dikonversi dengan angka.
Dari penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif ini akan terlihat mana yang mempunyai biaya operasi yang terendah dan nilai faktor biaya yang tertinggi.

Analisis Volume Biaya

Metode analisis volume-biaya menekankan pada faktor biaya dalam memilih suatu lokasi yaitu dengan membandingkan total biaya produksi dari berbagai alternatif lokasi.
Lokasi dengan total biaya produksi yang terendah untuk suatu volume produksi tertentu merupakan lokasi yang dipilih.
Metode ini menggunakan asumsi biaya tetap dianggap konstan untuk jarak tingkat volume tertentu, biaya variabel dianggap linier, tingkat produksi yang dikehendaki diketahui dan hanya berlaku untuk satu jenis produk.

Pusat Grafiti

Pendekatan ini dimulai dengan membuat peta berskala dari tempat-tempat yang akan dituju dengan memilih suatu titik sembarang sebagai titik pusat koordinasi.
Jarak dari satu tempat ke tempat lain diasumsikan berupa garis lurus, dan biaya distribusi per unit barang per kilometer dianggap sama, sehingga lokasi yang terbaik dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

X = (∑ Xi.Vi)/ ∑ Vi       dan       Y = (∑ Yi.Vi)/∑ Vi

Klasifikasi perencanaan fasilitas

Klasifikasi perencanaan fasilitas terdiri dari 3 jenis, yaitu:

Perencanaan lokasi

Tujuan dari perencanaan lokasi ini adalah agar perusahaan atau pabrik sebaik mungkin dapat beroperasi/berproduksi dengan lancar dengan biaya operasi rendah dan memungkinkan untuk perluasan di masa mendatang.

Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi pelayanan konsumen dengan memuaskan, mendapatkan bahan baku yang cukup dan kontinyu dengan harga yang layak, mendapatkan tenaga kerja yang cukup, memungkinkan perluasan dikemudian hari.

Faktor penentu untuk mendapatkan lokasi adalah: letak pasar, letak sumber bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, fasilitas pengangkutan, dan tingkat keamanan dan kenyamanan.

Metode pemilihan dan penentuan lokasi terdiri dari: factor rating, analisis nilai ideal, analisis ekonomi, analisis biaya-volume, pendekatan pusat grafiti, dan metode transportasi.

Perencanaan tata letak.

Tujuan penyusunan tata letak ini adalah untuk mencapai suatu sistem produksi yang efisien dan efektif melalui: pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal, penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum, aliran bahan produksi yang lancar, kebutuhan persediaan yang rendah, pemakaian ruang yang efisien, ruang gerak yang cukup, biaya produksi dan investasi modal yang rendah, fleksibitas yang cukup, keselamatan kerja yang tinggi dan suasana kerja yang baik.

Efektifitas pengaturan tata letak dipengaruhi oleh: material handling, utilisasi ruang, mempermudah pemeliharaan, kelonggaran gerak, orientasi produk, perubahan produk, atau disain produk.

Tata letak dalam industri manufaktur ada 3 jenis,yakni: tata letak proses, tata letak produk, tata letak posisi tetap.

Perencanaan sistem material handling

Prinsip dasar sistem material handling ada 17, yakni

  • Sistem material handling yang disusun harus memenuhi tujuan dan persyaratan dasar.
  • Sistem penanganan dan penyimpanan hendaknya terintegrasi.
  • Peralatan material handling dan prosedurnya didisain sedemikian rupa dengan mempertimbangkan faktor kemampuan manusia dan keterbatasannya.
  • Metode dan peralatan material handling yang dipilih harus memberikan biaya per unit angkut yang rendah.
  • Faktor pemakaian energi dari sistem material handling dan prosedurnya harus diikutsertakan dalam melakukan justifikasi ekonomi.
  • Pemakaian ruangan yang seefektif mungkin.
  • Sedapat mungkin memanfaatkan gaya berat dalam memindahkan material dengan tetap memperhatikan keterbatasan.
  • Gunakan komputerisasi dalam material handling.
  • Dalam penanganan dan penyimpanan arus data harus terintegrasi dengan arus fisik material.
  • Urutan operasi dan tata letak peralatan harus efektif dan efisien.
  • Standarisasikan metode dan peralatan material handling.
  • Mekanisasikan peralatan material handling untuk efisiensi.
  • Metode dan peralatan material handling harus mempunyai dampak minimal terhadap lingkungan.
  • Metode penanganan harus sesederhana mungkin dengan mengeliminasi, mengurangi atau mengkombinasikan gerakan dan atau peralatan yang tidak perlu.
  • Metode dan peralatan harus bisa menangani berbagai kondisi operasi.
  • Metode dan peralatan material handling harus sesuai dengan peraturan keselamatan yang berlaku.
  • Sistem material handling harus mencakup jadwal pemeliharaan, jadwal perbaikan, serta kebijakan jangka panjang.

Perencanaan fasilitas

Perencanaan fasilitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum dan sesudah perusahaan beroperasi. Continue reading